Racikan umpan ikan nila kolam musim hujan. memancing ikan di musim hujan yang perlu diperhatikan adalah bahan yang akan digunakan serta aroma yang dapat mengundang selera makan ikan, disini bisa menggunakan essen choya, essen ini berupa cairan yang digunakan sebagai panambah aroma pada racikan umpan atau pelet, pada umumnya aroma essen choya adalah amis atau anyir, racikan ini digunakan untuk mancing di kolam pemancingan galatama, harian dan kiloan di msusim hujan. racikan umpan yang aromanya akan cepat tercium oleh ikan walaupun airnya keruh.
![]() |
Foto : Karolina Grabowska dari Pexels |
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Yang banyak dibudidayakan di kolam-kolam air tawar di Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, atau Nile Tilapia. Jika dialam liar ikan nila bisa hidup di berbagai lokasi, misal di sungai, danau, atau dirawa. Sebelum memancing ikan nila, perlu dipahami, bahwa ikan nila termasuk ikan omnivora yaitu pemakan segala, di alam bebas makanannya juga alami seperti cacing, lumut, laron, daun kangkung, atau rumput alang-alang yang tumbuh disekitarnya.
Ikan nila mudah dipelihara, maka budidaya dapat dilakukan di kolam-kolam atau tangki pembesaran. Pada budidaya intensif, nila tidak dianjurkan dicampur dengan ikan lain karena memiliki perilaku agresif. Di banyak negara, ikan nila dijadikan sebagai ikan konsumsi, termasuk di Indonesia. Karena rasa dagingnya yang sangat gurih, maka ikan nila merupakan sumber protein hewani murah bagi konsumsi manusia. Nilai kurang bagi ikan ini sebagai bahan konsumsi adalah kandungan asam lemak omega-6 yang tinggi sementara asam lemak omega-3 yang rendah.
Ikan nila atau Nile Tilapia berciri khas bagian samping yang tertekan tipis dan dalam. Sebagaimana jenis cichlid lain, bagian tulang pharyngeal bawah terpadu menjadi satu struktur gigi tunggal. Suatu kumpulan otot kompleks menggerakkan tulang pharyngeal atas dan bawah menjadi rahang kedua untuk mencerna makanan (bandingkan dengan jenis belut moray), mengizinkan pembagian kerja antara "rahang sejati" (mandible) dan "rahang pharyngeal".
Ikan nila merupakan pemakan yang efisien yang dapat menangkap dan memproses berbagai jenis luas makanan. Mulutnya bersifat protrusible, biasanya dibatasi dengan moncong yang lebar dan sering kali menebal. Rahangnya mempunyai gigi konikal. Secara khas, tilapia memiliki sirip dorsal panjang, dan garis lateral yang sering terputus pada akhir sirip dorsal, serta muncul lagi dua atau tiga baris sisik di bawahnya.
Dengan penjelasan hal diatas, kita sudah sedikit mempunyai gambaran ciri, kebiasaan dan makanannya. bahwa untuk mendapatkan ikan nila saat mancing merupakan kebanggaan tersendiri, dan apabila tidak mendapatkan ikan perasaan kecewa dan stress pasti timbul.
Disini saya bagikan racikan umpan ikan nila, berdasarkan pengalaman dengan teman mania mancing yaitu :
Jika mancing dikolam pemancingan, perlu mengetahui asal dari daerah mana ikan nila dibudidayakan, pada umumnya untuk mengisi kolam pemancingan, pemilik pemancingan akan mendatangkan dari hasil budidaya, bukan berasal dari alam liar, dan temen-temen bisa bertanya kepada pemilik kolam, hal ini sangat penting karena bisa membantu meracik umpan yang cocok dan baik. Karena ketika ditempat penakaran atau budidaya pemberiaan makanan sudah terjadwal dengan komposisi takaran yang pas.
Ikan nila membutuhkan waktu beberapa hari, untuk dapat menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, idealnya waktu yang dibutuhkan antara 1 – 7 hari, dari waktu ikan nila ditebar di kolam pemancingan, sampai ikan nila tidak stress. Ciri stress yaitu ikan nila akan sering naik kepermukaan air, disebabkan terjadi perbedaan kondisi lingkungan (terutama suhu dan pH) antara daerah asal pembesaran dengan lingkungan di kolam pemancingan. Ikan yang stres susah untuk makan. Sebelum mancing bisa mencari infomasi kepada pemilik pemancingan dengan bertanya kapan ikan ditebar..?, hal ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi ikan stress atau tidak stress. Jika kondisi ikan nila tidak stress maka peluang untuk mendapatkan ikan sangat besar.
Setelah mengetahui informasi dari pemilik pemancingan selanjutnya yang harus dilakukan yaitu membuat komposisi umpan yang baik, pada umumnya pemilik pemancingan menggunakan pelet, dan jenis pelet yang digunakan di tiap daerah berbeda-beda. Karena tiap daerah mempunyai produk umpan yang baik dan cocok untuk ikan nila berdasarkan hasil survey, analisa dan pengalaman serta disesuaikan dengan struktur tanah dan airnya. Jika targetnya ikan nila Babon maka racikan dan aroma amisnya agak tipis (soft), karena ikan nila besar tidak membutuhkan banyak protein, kecuali ikan masih kecil harus membutuhkan protein yang banyak dalam perkembangan tubuhnya. Jadi jika ingin mendapatkan ikan nila yang babon / besar racikan umpan takaran proteinnya harus rendah.
Racikan 3 bahan umpan :
- Pelet : menggunakan pelet cap Bandul,
- Choya essen : digunakan menguatkan aroma amis dan gurih pada umpan, pemberian essen disesuaikan kondisi air (keruh atau jernih) dan juga target ikan besar atau kecil
- Walang sangit (essen): digunakan untuk menguatkan aroma umpan agar ikan tergoda untuk mendekat, pemberian essen disesuaikan kondisi air (keruh atau jernih) dan juga target ikan besar atau kecil
- Air hangat : digunakan mencampur pelet supaya menjadi adonan umpan
Cara membuat :
Masukan essen choya (3 tetes) dan essen walang sangit (2 tetes) kedalam plastik aduk sampai rata selanjutnya masukan pelet sedikit demi sedikit aduk dengan air hangat sampai menjadi adonan umpan, kemudian ikat plastik supaya aroma umpan tidak hilang, gunakan umpan saat sampai di pemancingan
Semoga bermanfaat
0 Komentar